Sunday 19 May 2013

Konsep Diri Sebagai Mahasiswa Muslim


Salam Muslim Negarawan ! ! !

Jumat, 3 Mei 2013, pukul 16.00 WIB (Waktu Indonesia Berdakwah) di Mesjid Al-Huda Perumda, Tembalang, para muharrik KAMMI KOMPAK melaksanakan Madrasah KAMMI 1 yang merupakan agenda rutin yang berguna menambah suplemen dalam pencerdasan para kader. Materi yang di sampaikan adalah tentang konsep diri dengan pemateri dari Kakom, Arief Mulyawan. Langsung saja yuk 

Kita bisa melihat berapa banyak mahasiswa yang terjaring di jalur SNMPTN, dan belum lagi anemo pendaftar yang masuk lewat jalur-jalur di luar itu, bayangkan kita berada di tengah lautan manusia yang sebagai mahasiswa baru, dimana 4-5 tahun lagi akan bersaing pula di bidang yang ditekuni sebagai profesi dengan gelar-gelar yang mentereng, dan eksistensi yang melejit hingga menjadi orang “berdasi”, tetapi dunia kampus syarat dengan penuh pilihan, apakah kita berdiam saja, menjalankan dengan terus mengalah, atau melakukan lompatan-lompatan yang tak terduga,  kita sekarang adalah mahasiswa. Itu merupakan status dan peran kita sebagai kaum intelektual, namun yang menjadi pertanyaan adalah “mahasiswa yang bagaimana dan seperti apa ? ? ?”

Mungkin kebanyakan dari kita masih merasa galau bahkan berpikir sangat keras untuk menuliskan kelebihan kita, dan mudah sekali untuk menulis kekurangan yang kita miliki. Sobat, kadangkala kita under estimate atau memandang sangat rendah terhadap diri kita, bahkan banyak pula di antara kita yang sebenarnya “tidak kenal” terhadap diri sendiri, namun dengan memiliki konsep diri yang jelas berarti kita dapat memahami bahwa diri kita adalah wadah kepribadian, dimana sebagai wadah kita dapat mengetahui bahwasanya diri sendiri penuh dengan keterbatasan. Allah berfirman: “bertaqwalah kepada ALLAH SWT menurut ukuran kemampuan mu” (QS.At-Taghaabun:16), dan ALLAH SWT akan merahmati orang-orang yang tahu kadar kemampuanya, sehingga kita tidak akan salah menempatkan posisi dalam  pergaulan dan memberikan kontribusi sesuai dengan proporsi.

Sobat, sebagaimana kita tahu dalam hidup merupakan suatu perjalanan dari satu titik ke titik yang lain, beranjak dari garis masa lalu, melewati masa kini, untuk menuju masa depan. Masa lalu adalah sebuah sejarah, masa kini adalah realita dan masa yang akan datang adalah penuh dengan misteri, dimana bermilyaran keinginan kita gantungkan setinggi langit. Sebagai seorang muslim, tentunya kita tidak akan membiarkan hidup ini sia-sia. Hidup di dunia ini menjadi terlalu singkat jika hanya dipenuhi dengan keluhan-keluhan, kegelisahan, rasa pesimis, kegalauan  dan angan-angan yang tak menentu. Jiwa-jiwa seperti itu, tidak mencerminkan jati diri seorang muslim sejati. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim tidak akan pernah ditimpa, kecuali kebaikan, apabila ditimpa kejelekan ia bersabar, dan jika dilimpahkan kenikmatan maka ia akan bersyukur”. Seorang Muslim tidak akan pernah mengeluh menghadapi kehidupan, karena ia telah memiliki kepribadian yang utuh dalam menghadapi segala macam ujian hidup.

Sejatinya seorang muslim ibarat pohon yang berakar kuat menghujam bumi, batangnya kokoh, dahannya menjulang ke langit, dan buahnya banyak serta berkualitas baik. Ketiganya saling terkait. Akar yang kuat, menopang batang yang kokoh, sehingga dahannya bisa panjang dan menjulang kemudian ketika berbuah pohonnya tetap kokoh, tidak roboh meskipun digantungi buah yang banyak dan terjangan angin dan badai yang selalu menghantam tak tentu waktu. Selain itu, buahnya pun manis-manis, berkualitas baik. Inilah gambaran muslim yang sukses, ketika dia menghasilkan buah yang berkualitas baik, dalam jumlah yang banyak pula. Kita perumpamakan akar pohon adalah konsep diri, batangnya adalah kepribadian serta buahnya adalah amal. Untuk menjadi pribadi muslim sejati, setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita lakukan, yaitu
1.     mengetahui model manusia muslim yang ideal
2.    mengetahui diri kita dengan baik
3.    mengadopsi model ideal pada diri kita.
Kita coba ketahui 10 karakter muslim ideal, yaitu Salamatul ‘aqidah (Keyakinan yang benar), Shihhatul ‘Ibadah (Ibadah yang benar), Matinul Khuluq (Akhlaq yang kokoh), Tsaqofatul Fikr (Wawasan pengetahuan yang luas), Quwwatul Badan (Tubuh yang kuat), Al-Qudrah ‘ala al-Kasbi (Mampu mencari nafkah), Nafi’an li Ghairihi (Bermanfaat bagi lainnya),Harisan ‘ala waqtihi (Mampu mengatur waktu), Munazhzhoman fi syu’unihi (Mampu mengatur urusannya), Mujahidan linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu). Ini adalah landasan yang perlu kita patri dalam qolbu, apabila kita sudah tahu karakter yang perlu ada di dalam diri kita, maka hal selanjutnya adalah mengetahui dengan baik diri kita.

Dalam hal ini yang perlu kita ketahui adalah punya visi dan berpandangan visioner, banyak buku tentang pengembangan diri yang menyarankan kita selalu memiliki visi dan menetapkanya yang merupakan tujuan hidup. kita masih ingat bagaimana Anas bin Malik mengatakan bahwa semua cita-citanya dimulai sejak ia mengikrarkan 2 kalimat syahadat, sehingga semua aktifitasnya sampai akhir hayatnya selalu di kembalikan pada makna syahadatain tadi, hidup penuh dengan semangat dan bergairah untuk beramal. Lalu mahasiswa yang punya imajinasi produktif, ingat jangan remehkan imajinasi. Tapi berimajinasilah yang positif dan produktif, karena imajinasi sangat membantu kita dalam mewujudkan visi. Selain itu, punya target, dimana target ini memiliki kriteria yaitu, target harus realistis, punya arti dan jelas, membuat kita bersemangat, bertahap, disertai tindakan nyata dan tidak boleh membuat diri kita terisolasi atau tidak bergaul dengan orang lain.

   Setelah semua kita ketahui tentang 10 karakter muslim ideal dan mengetahui diri sendiri, maka mulailah untuk menggali potensi dalam diri dengan mengadopsi dan mengimplementasikan karakter para nabi dalam kehidupan sehari-hari serta untuk selalu bermuaqobah apabila kita melakukan keburukan, kemudian bermuhasabah kepada ALLAH SWT.

“Kenalilah sejauh mana dirimu ? Sampai kamu mengenali yang menciptakanmu ? Itulah arti hidup yang sesungguhnya “

KAMMI KOMPAK 2013
Selihai Ikan, Sekuat Karang


No comments:

Post a Comment