Salam Muslim Negarawan ! ! !
Jumat, 3 Mei 2013, pukul 16.00 WIB (Waktu Indonesia
Berdakwah) di Mesjid Al-Huda Perumda, Tembalang, para muharrik KAMMI KOMPAK
melaksanakan Madrasah KAMMI 1 yang merupakan agenda rutin yang berguna menambah
suplemen dalam pencerdasan para kader. Materi yang di sampaikan adalah tentang
konsep diri dengan pemateri dari Kakom, Arief Mulyawan. Langsung saja yuk
Kita bisa melihat berapa banyak mahasiswa yang terjaring di
jalur SNMPTN, dan belum lagi anemo pendaftar yang masuk lewat jalur-jalur di
luar itu, bayangkan kita berada di tengah lautan manusia yang sebagai mahasiswa
baru, dimana 4-5 tahun lagi akan bersaing pula di bidang yang ditekuni sebagai
profesi dengan gelar-gelar yang mentereng, dan eksistensi yang melejit hingga
menjadi orang “berdasi”, tetapi dunia kampus syarat dengan penuh pilihan,
apakah kita berdiam saja, menjalankan dengan terus mengalah, atau melakukan
lompatan-lompatan yang tak terduga, kita sekarang adalah mahasiswa. Itu
merupakan status dan peran kita sebagai kaum intelektual, namun yang menjadi
pertanyaan adalah “mahasiswa yang bagaimana dan seperti apa ? ? ?”
Mungkin kebanyakan dari kita masih merasa galau bahkan
berpikir sangat keras untuk menuliskan kelebihan kita, dan mudah sekali untuk
menulis kekurangan yang kita miliki. Sobat, kadangkala kita under estimate atau
memandang sangat rendah terhadap diri kita, bahkan banyak pula di antara kita
yang sebenarnya “tidak kenal” terhadap diri sendiri, namun dengan memiliki
konsep diri yang jelas berarti kita dapat memahami bahwa diri kita adalah wadah
kepribadian, dimana sebagai wadah kita dapat mengetahui bahwasanya diri sendiri
penuh dengan keterbatasan. Allah berfirman: “bertaqwalah kepada ALLAH SWT
menurut ukuran kemampuan mu” (QS.At-Taghaabun:16), dan ALLAH SWT akan merahmati
orang-orang yang tahu kadar kemampuanya, sehingga kita tidak akan salah
menempatkan posisi dalam pergaulan dan memberikan kontribusi sesuai
dengan proporsi.
Sobat, sebagaimana kita tahu dalam hidup merupakan suatu
perjalanan dari satu titik ke titik yang lain, beranjak dari garis masa lalu,
melewati masa kini, untuk menuju masa depan. Masa lalu adalah sebuah sejarah,
masa kini adalah realita dan masa yang akan datang adalah penuh dengan misteri,
dimana bermilyaran keinginan kita gantungkan setinggi langit. Sebagai seorang
muslim, tentunya kita tidak akan membiarkan hidup ini sia-sia. Hidup di dunia
ini menjadi terlalu singkat jika hanya dipenuhi dengan keluhan-keluhan,
kegelisahan, rasa pesimis, kegalauan dan angan-angan yang tak menentu.
Jiwa-jiwa seperti itu, tidak mencerminkan jati diri seorang muslim sejati.
Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim tidak akan pernah ditimpa, kecuali
kebaikan, apabila ditimpa kejelekan ia bersabar, dan jika dilimpahkan
kenikmatan maka ia akan bersyukur”. Seorang Muslim tidak akan pernah mengeluh
menghadapi kehidupan, karena ia telah memiliki kepribadian yang utuh dalam
menghadapi segala macam ujian hidup.
Sejatinya seorang muslim ibarat pohon yang berakar kuat
menghujam bumi, batangnya kokoh, dahannya menjulang ke langit, dan buahnya
banyak serta berkualitas baik. Ketiganya saling terkait. Akar yang kuat,
menopang batang yang kokoh, sehingga dahannya bisa panjang dan menjulang
kemudian ketika berbuah pohonnya tetap kokoh, tidak roboh meskipun digantungi
buah yang banyak dan terjangan angin dan badai yang selalu menghantam tak tentu
waktu. Selain itu, buahnya pun manis-manis, berkualitas baik. Inilah gambaran
muslim yang sukses, ketika dia menghasilkan buah yang berkualitas baik, dalam
jumlah yang banyak pula. Kita
perumpamakan akar pohon adalah konsep diri, batangnya adalah kepribadian serta
buahnya adalah amal. Untuk menjadi pribadi muslim sejati, setidaknya ada
beberapa hal yang perlu kita lakukan, yaitu
1. mengetahui model manusia muslim yang
ideal
2. mengetahui
diri kita dengan baik
3. mengadopsi
model ideal pada diri kita.
Kita coba ketahui 10 karakter muslim ideal, yaitu Salamatul ‘aqidah (Keyakinan yang benar), Shihhatul ‘Ibadah (Ibadah yang benar), Matinul Khuluq (Akhlaq yang kokoh), Tsaqofatul Fikr (Wawasan pengetahuan yang luas), Quwwatul Badan (Tubuh yang kuat), Al-Qudrah ‘ala al-Kasbi (Mampu mencari nafkah), Nafi’an li Ghairihi (Bermanfaat bagi lainnya),Harisan
‘ala waqtihi (Mampu mengatur
waktu), Munazhzhoman fi
syu’unihi (Mampu mengatur
urusannya), Mujahidan linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu). Ini
adalah landasan yang perlu kita patri dalam qolbu, apabila kita sudah tahu
karakter yang perlu ada di dalam diri kita, maka hal selanjutnya adalah
mengetahui dengan baik diri kita.
Dalam hal ini yang perlu kita ketahui adalah punya visi dan
berpandangan visioner, banyak buku tentang pengembangan diri yang menyarankan
kita selalu memiliki visi dan menetapkanya yang merupakan tujuan hidup. kita
masih ingat bagaimana Anas bin Malik mengatakan bahwa semua cita-citanya dimulai
sejak ia mengikrarkan 2 kalimat syahadat, sehingga semua aktifitasnya sampai
akhir hayatnya selalu di kembalikan pada makna syahadatain tadi, hidup penuh
dengan semangat dan bergairah untuk beramal. Lalu mahasiswa yang punya
imajinasi produktif, ingat jangan remehkan imajinasi. Tapi berimajinasilah yang
positif dan produktif, karena imajinasi sangat membantu kita dalam mewujudkan
visi. Selain itu, punya target, dimana target ini memiliki kriteria yaitu,
target harus realistis, punya arti dan jelas, membuat kita bersemangat,
bertahap, disertai tindakan nyata dan tidak boleh membuat diri kita terisolasi
atau tidak bergaul dengan orang lain.
Setelah semua kita ketahui tentang 10 karakter
muslim ideal dan mengetahui diri sendiri, maka mulailah untuk menggali potensi
dalam diri dengan mengadopsi dan mengimplementasikan karakter para nabi dalam
kehidupan sehari-hari serta untuk selalu bermuaqobah apabila kita melakukan
keburukan, kemudian bermuhasabah kepada ALLAH SWT.
“Kenalilah sejauh mana dirimu ? Sampai kamu mengenali yang
menciptakanmu ? Itulah arti hidup yang sesungguhnya “
KAMMI KOMPAK 2013
Selihai Ikan, Sekuat Karang
No comments:
Post a Comment