Monday 27 May 2013

Mutiara Laut Indonesia
Oleh: Revika

Mahasiswa…
Tak kunjung habisnya pembicaraan mengenainya,
Ibarat kepompong yang sedang bermetamorfosa,
Pada fase inilah kebanyakan orang menemukan jati diri serta mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Mulai dari perubahan menuju arah yang lebih atau bahkan sampai yang kehilangan jati dirinya sehingga menuju keterpurukan dalam hidupnya. Semua itu bergantung pada pilihan masing-masingindividu. 

Tidak banyak orang yang tahu dan paham arti penting peran mahasiswa. Sejak pertama kali seseorang menjejakkan kakinya di dunia perkuliahan, tak ada habisnya mahasiswa menyimak dan mendengarkan kata:

“Mahasiswa sebagai Agen of Change”
“Mahasiswa sebagai Iron Stock”
“Mahasiswa sebagai Social Control”
Dalam beberapa sisi, saya lebih menyukai bahwa mahasiswa bukanlah sebagai agent of change, melainkan sebagai power of change. Hal ini dikarenakan mahasiswa merupakan penggerak dan penentu keputusan terbesar di dalam sebuah tatanan Negara. Pergerakan-pergerakan ini lah yang membuat banyak perubahan pada Indonesia. Jika kita sedikit menoleh ke belakang, maka dapat kita ingat kembali beberapa momen penting terjadi yang melibatkan peran mahasiswa.diantaranya adalah peristiwa berdirinya Boedi Utomo, Hari Sumpah Pemuda, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Peristiwa turunnya Soekarno dari jabatannya hingga Peristiwa Reformasi 1998. Tak ubanhya mengguncang Negara, mahasiswa sebagai pemuda-pemudi penerus dan pengelola masa depan bangsa bekerja keras mencari penyelesaian untuk permasalahan bangsa, berjuang untuk memerdekakan bangsa dari tangan penjajah, berjuang untuk membela rakyat dari ketidakadilan yang ditimbulkan dari kaum “Kepercayaan Rakyat” yang justru lupa akan tugas dan kewajibannya sebagai wakil rakyat dan oknum-oknum lain yang terlibat didalamnya.

Pada masa berdirinya Boedi Utomo mahasiswa menyatakan beberapa hal pada peristiwa Sumpah Pemuda, diantaranya:
1.      Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia;
2.      Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
3.      Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pada masa ini, Sumpah Pemuda dijadikan sebagai media untuk menyatukan seluruh pemuda-pemudi Indonesia untuk membebaskan Bangsa Indonesia dari kaum penjajah hingga pada akhirnya para pemuda-pemudi Indonesia (Mahasiswa) dapat merebut kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Pada masa memperebutkan kemerdekaan Indonesia ini, muncullah beberapa pemuda yang menjadi pemimpin  bagi bangsa Indonesia yang dengan gigihnya menyuarakan kemerdekaan melalui berbagai macam media, baik surat kabar, televisi maupun radio. Para pemuda tersebut memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ke berbagai penjuru. Pada masa ini, media memegang peranan penting dalam pergerakan mahasiswa tersebut. Media sebagai pusat informasi pun menjadi saran paling penting dalam penyebaran isu, sehingga pembentukan opini maupun bagaimana penciteraan seseorang ataupun lembaga dipengaruhi oleh media.

Berbicara mengenai pergerakan mahasiswa dan media, kedua hal tersebut tidak dapat jauh dipisahkan dalam kehidupan nyata. Hal ini dikarenakan peran media yang berfungsi pembentuk opini masyarakat, pusat informasi dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam pemerintahan suatu Negara. Melalui media, pergerakan mahasiswa lebih mudah untuk diketahui  oleh publik, mulai dari sasaran hingga alasan dilakukannya sebuah “AKSI”. Terkadang banyak orang menganggap bahwa sebuah “AKSI” merupakan tindakan negatif yang akan menimbulkan suatu permasalahan ataupun bencana, padahal di dalam kehidupan nyata tidak selamanya “AKSI” berujung pada sebuah tindakan yang anarkis. Banyak sebuah keputusan dan perubahan besar terjadi karena adanya “AKSI”     dari sebuah pergerakan mahasiswa.

Tak ubahnya bagaikan pasang surut air laut, pergerakan mahasiswa pun sempat mengalami periode timbul dan tenggelamnnya eksisitas mahasiswa dalam sebuah tatanan Negara. Puncak pasang tertinggi terjadi pada mei 1998 atau lebih terkenalnya dengan peristiwa reformasi 1998. Peristiwa ini terjadi setelah sekian lama mahasiswa Indonesia terbuai dalam tidur panjang masa orde baru yang membutakan mata mereka terhadap tindakan-tindakan merugikan yang dilakukan oleh Presiden Soeharto pada masa tersebut.

Dimulai pada saat mahasiswa UI yang mendatangi gedung MPR/DPR RI dengan tegas menolak pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan melalui siding umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional kepada MPR. Kondisi Indonesia semakin tegangsejak harga BBM melonjak naik hingga 71% yang ditandai dengan beberapa kerusuhan yang terjadi di Indonesia. Demonstrasi besar-besaran pun dilakukan oleh mahasiswa hingga akhirnya semakin merebak dan meluas. Di Jakarta saja ribuan mahasiswa telah berhasil menduduki gedung MPR/DPR RI pasda tanggal 19 Mei 1998. Atas berbagai tekanan yang terjadi, akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00, presiden RI pada saat itu, yaitu Soeharto resmi mengundurkan diri, dan kemudia meyerahkan jabatannya ke wakil presidennya yaitu Prof. Bj. Habibie. Pada saat itu semua elemen dari berbagai macam golongan mulai dari organisasi mahasiswa internal maupun eksternal meneriakkan satu suara untuk menurunkan Soeharto. Antara lain FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta), FORBES (Forum Bersama), KAMMI )Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), dan FORKOT (Forum Kota). Akan tetapi, hal tersebut tidak serta merta menjadikan masyarakat puas, karena masyarakat menganggap bahwa Bj. Habibie merupakan bagian dari Orde Baru, hingga akhirnya kepemimpinan Bj. Habibie pun digantikan oleh Gusdur.

Melihat hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa bagaikan mutiara dalam laut yang memiliki potensi besar, hanya saja kilaunya tak semua orang menyadarinya. Sifat-sifat pemimpin merupakan cermin dari jiwa mahasiswa. Oleh karena itu, sifat kegigihan, pantang mundur, maju tak gentar membela yang benar, semangat lautan api, dan sifat-sifat lainnya haruslah dimiliki oleh mahasiswa saat ini untuk membawa perubahan menuju yang lebih baik melaui pergerakan,mahasiswa. Mahasiswa pun dapat menjadi hiu yang paling ditakutkan oleh pemerintah, layaknya pemangsa paling menakutkan karena mahasiswa merupakan elemen yang dapat dengan mudah berinteraksi dengan masyarakat, media, dan pemrintah.


Selihai Ikan, Sekuat Karang
KAMMI KOMPAK 2013/2014

Sunday 19 May 2013

Konsep Diri Sebagai Mahasiswa Muslim


Salam Muslim Negarawan ! ! !

Jumat, 3 Mei 2013, pukul 16.00 WIB (Waktu Indonesia Berdakwah) di Mesjid Al-Huda Perumda, Tembalang, para muharrik KAMMI KOMPAK melaksanakan Madrasah KAMMI 1 yang merupakan agenda rutin yang berguna menambah suplemen dalam pencerdasan para kader. Materi yang di sampaikan adalah tentang konsep diri dengan pemateri dari Kakom, Arief Mulyawan. Langsung saja yuk 

Kita bisa melihat berapa banyak mahasiswa yang terjaring di jalur SNMPTN, dan belum lagi anemo pendaftar yang masuk lewat jalur-jalur di luar itu, bayangkan kita berada di tengah lautan manusia yang sebagai mahasiswa baru, dimana 4-5 tahun lagi akan bersaing pula di bidang yang ditekuni sebagai profesi dengan gelar-gelar yang mentereng, dan eksistensi yang melejit hingga menjadi orang “berdasi”, tetapi dunia kampus syarat dengan penuh pilihan, apakah kita berdiam saja, menjalankan dengan terus mengalah, atau melakukan lompatan-lompatan yang tak terduga,  kita sekarang adalah mahasiswa. Itu merupakan status dan peran kita sebagai kaum intelektual, namun yang menjadi pertanyaan adalah “mahasiswa yang bagaimana dan seperti apa ? ? ?”

Mungkin kebanyakan dari kita masih merasa galau bahkan berpikir sangat keras untuk menuliskan kelebihan kita, dan mudah sekali untuk menulis kekurangan yang kita miliki. Sobat, kadangkala kita under estimate atau memandang sangat rendah terhadap diri kita, bahkan banyak pula di antara kita yang sebenarnya “tidak kenal” terhadap diri sendiri, namun dengan memiliki konsep diri yang jelas berarti kita dapat memahami bahwa diri kita adalah wadah kepribadian, dimana sebagai wadah kita dapat mengetahui bahwasanya diri sendiri penuh dengan keterbatasan. Allah berfirman: “bertaqwalah kepada ALLAH SWT menurut ukuran kemampuan mu” (QS.At-Taghaabun:16), dan ALLAH SWT akan merahmati orang-orang yang tahu kadar kemampuanya, sehingga kita tidak akan salah menempatkan posisi dalam  pergaulan dan memberikan kontribusi sesuai dengan proporsi.

Sobat, sebagaimana kita tahu dalam hidup merupakan suatu perjalanan dari satu titik ke titik yang lain, beranjak dari garis masa lalu, melewati masa kini, untuk menuju masa depan. Masa lalu adalah sebuah sejarah, masa kini adalah realita dan masa yang akan datang adalah penuh dengan misteri, dimana bermilyaran keinginan kita gantungkan setinggi langit. Sebagai seorang muslim, tentunya kita tidak akan membiarkan hidup ini sia-sia. Hidup di dunia ini menjadi terlalu singkat jika hanya dipenuhi dengan keluhan-keluhan, kegelisahan, rasa pesimis, kegalauan  dan angan-angan yang tak menentu. Jiwa-jiwa seperti itu, tidak mencerminkan jati diri seorang muslim sejati. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim tidak akan pernah ditimpa, kecuali kebaikan, apabila ditimpa kejelekan ia bersabar, dan jika dilimpahkan kenikmatan maka ia akan bersyukur”. Seorang Muslim tidak akan pernah mengeluh menghadapi kehidupan, karena ia telah memiliki kepribadian yang utuh dalam menghadapi segala macam ujian hidup.

Sejatinya seorang muslim ibarat pohon yang berakar kuat menghujam bumi, batangnya kokoh, dahannya menjulang ke langit, dan buahnya banyak serta berkualitas baik. Ketiganya saling terkait. Akar yang kuat, menopang batang yang kokoh, sehingga dahannya bisa panjang dan menjulang kemudian ketika berbuah pohonnya tetap kokoh, tidak roboh meskipun digantungi buah yang banyak dan terjangan angin dan badai yang selalu menghantam tak tentu waktu. Selain itu, buahnya pun manis-manis, berkualitas baik. Inilah gambaran muslim yang sukses, ketika dia menghasilkan buah yang berkualitas baik, dalam jumlah yang banyak pula. Kita perumpamakan akar pohon adalah konsep diri, batangnya adalah kepribadian serta buahnya adalah amal. Untuk menjadi pribadi muslim sejati, setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita lakukan, yaitu
1.     mengetahui model manusia muslim yang ideal
2.    mengetahui diri kita dengan baik
3.    mengadopsi model ideal pada diri kita.
Kita coba ketahui 10 karakter muslim ideal, yaitu Salamatul ‘aqidah (Keyakinan yang benar), Shihhatul ‘Ibadah (Ibadah yang benar), Matinul Khuluq (Akhlaq yang kokoh), Tsaqofatul Fikr (Wawasan pengetahuan yang luas), Quwwatul Badan (Tubuh yang kuat), Al-Qudrah ‘ala al-Kasbi (Mampu mencari nafkah), Nafi’an li Ghairihi (Bermanfaat bagi lainnya),Harisan ‘ala waqtihi (Mampu mengatur waktu), Munazhzhoman fi syu’unihi (Mampu mengatur urusannya), Mujahidan linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu). Ini adalah landasan yang perlu kita patri dalam qolbu, apabila kita sudah tahu karakter yang perlu ada di dalam diri kita, maka hal selanjutnya adalah mengetahui dengan baik diri kita.

Dalam hal ini yang perlu kita ketahui adalah punya visi dan berpandangan visioner, banyak buku tentang pengembangan diri yang menyarankan kita selalu memiliki visi dan menetapkanya yang merupakan tujuan hidup. kita masih ingat bagaimana Anas bin Malik mengatakan bahwa semua cita-citanya dimulai sejak ia mengikrarkan 2 kalimat syahadat, sehingga semua aktifitasnya sampai akhir hayatnya selalu di kembalikan pada makna syahadatain tadi, hidup penuh dengan semangat dan bergairah untuk beramal. Lalu mahasiswa yang punya imajinasi produktif, ingat jangan remehkan imajinasi. Tapi berimajinasilah yang positif dan produktif, karena imajinasi sangat membantu kita dalam mewujudkan visi. Selain itu, punya target, dimana target ini memiliki kriteria yaitu, target harus realistis, punya arti dan jelas, membuat kita bersemangat, bertahap, disertai tindakan nyata dan tidak boleh membuat diri kita terisolasi atau tidak bergaul dengan orang lain.

   Setelah semua kita ketahui tentang 10 karakter muslim ideal dan mengetahui diri sendiri, maka mulailah untuk menggali potensi dalam diri dengan mengadopsi dan mengimplementasikan karakter para nabi dalam kehidupan sehari-hari serta untuk selalu bermuaqobah apabila kita melakukan keburukan, kemudian bermuhasabah kepada ALLAH SWT.

“Kenalilah sejauh mana dirimu ? Sampai kamu mengenali yang menciptakanmu ? Itulah arti hidup yang sesungguhnya “

KAMMI KOMPAK 2013
Selihai Ikan, Sekuat Karang


Friday 10 May 2013

Sekilas Tentang Bohong


Bismillahirrahmaniirahiim,

Pagi ini tidak seperti pagi biasanya. Hawa dingin terasa begitu menusuk hingga mambuat badan ini betah untuk tak beranjak dari tempat tidur. Ya, hujan yang turun ke bumi Tembalang sejak sore kemarin sampai detik ini membuat mata ini semakin nyaman dengan “mimpi”.

Setelah shubuh berjama’ah di masjid terdekat tadi pun badan begitu sangat ingin menyentuh tempat tidur lagi, dan akhirnya, Zzz..Zzz... Biasalah, penyakit mahasiswa. Dan sampai detik ini, tepat pukul 07.03 sontak saya terbangun dari tidur, tidur yang tiada makna karena mengikuti bisikan pembawa  (red. syaithan)

Astaghfirulahal ‘adziiiim.. MasyaAllaaah.. Pagi ini ada syuro. Lupa lupa.. Astaghfirullah..” Ya, batin saya menjerit menyesali tidur pagi tadi, hingga agenda syuro yang telah terjadwal pukul 06.30 tadi terabaikan.

Segera saya bergegas, mengenakan pakaian rapih, parfum, dan segala keperluan untuk syuro. Satu hal yang lupa,,, saya belum mandi. “Ah, bodoh amat.” Batin kembali dalam hati.
Tuut tuut tuut tuut.” Tiba-tiba hp saya berbunyi.

Akh, antum dimana? Syuronya udah dimulai dari tadi.” Tanya seorang kawan di seberang sana melalui sms.

Batin ini kemudian berpikir keras. “Mau balas apa ya? Sedang kondisi belum sepenuhnya siap untuk berangkat.”

Oh iya akh, ana masih di jalan sebentar lagi sampe sana. Afwan ya. J” akhirnya jari-jemari ini berhasil membalas sms nya tanpa ada “rasa bersalah” sedikit pun, dan tanpa merasa berdosa karena telah membohongi diri sendiri dan orang banyak.

Sejurus kemudian saya telah siap dan langsung berangkat ke masjid kampus.
***
Assalamu’alaikum.”

Wa’alaikumsalam warahmatullah,” jawab semua ikhwan serempak.

Afwan ana telat akhi, ana tadi lagi ada urusan.” Lagi-lagi mulut ini tak sanggup mengatakan kebenaran. Astaghfirullah.. 

Iya akhi, gapapa,” tukas seorang ikhwan.

Pagi hari yang cukup dingin itu ternyata sedingin hati ini. Kerap kali hati tak dapat menghentikan bibir ini untuk berucap suatu kebohongan, hanya karena hal sepele, Ingin Menjaga Image di hadapan para ikhwah/sahabat lainnya. Saya sangat menyadari kebohongan ini, tapi lagi-lagi hati tak dapat menghentikan bibir ini untuk berulah. Entah, mungkin karena “berbohong sebagai candaan” sudah menjadi kebiasaan. Hingga akhirnya terbawa dalam kehidupan sebenarnya.

Naudzubillahi min dzaalik..
Astaghfirullahal ‘adziim, hamba mohon ampun Ya Rabb..

***

Mungkin ini yang telah menjadi kekhawatiran Rasulullah, bahwa akan datang suatu masa dimana kaum muslimin akan lalai dengan kehidupan dunia. Mereka lebih mementingkan kehidupan duniawi semata. Menjaga image, riya, ingin dipuji dan hal “menjijikkan” lainnya. Entah, tidak menyadari keberadaan Allah, ataupun karena mata yang mungkin tertutup oleh segala kesenangan dunia hingga begitu menyilaukan mata dari kebenaran-Nya. Tidak menutup kemungkinan, bahkan meskipun jika mereka adalah para muharrik dakwah sekali pun, hal rupa semacam ini bisa saja terjadi. Coba kita tanya pada diri kita sendiri…

Ini juga yang patut menjadi pelajaran bagi kita bersama sebagai ikhwah, kini panji-panji islam berada di pundak kita. Agar tetap bisa tegak di muka bumi, ianya butuh pejuang-pejuang yang tangguh. Inilah masa kita untuk menjadi pribadi yang tangguh dengan 10 muwashoffat yang sejatinya sudah bisa mengakar dalam diri kita. 

Kisah tadi merupakan salah satu hal sepele yang mungkin bisa jadi sering kita jumpai dalam kehidupan kita sebagai aktifis dakwah, bahkan termasuk penulis sendiri. Abdullah bin Mas’ud pernah berkata, “Tidaklah patut berbohong baik dalam masalah yang serius maupun dalam keadaan bercanda, dan tidaklah patut salah seorang di antara kalian menjanjikan sesuatu kepada anaknya kemudian dia tidak menepatinya.” (Shahih Adabul Mufrad (299/387)

Satu hal yang kemudian mengkhawatirkan saya adalah sabda Rasulullah. Berkenaan tentang hal ini Rasulullah juga pernah bersabda, 

Suatu khianat besar bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Berdasar cerita singkat tadi, sungguh sangat mengkhawatirkan sekali bagi para aktivis dakwah yang telah mengetahui akibat dibaliknya. Saya hanya mengingatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda,

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat.” (HR. Muslim)

Tinggal kita bertanya kepada diri kita, apakah kita pernah melakukan suatu kebohongan yang disengaja atau tidak, yang bisa saja menjadikan kita termasuk orang-orang munafik. Saya berdo’a kepada Allah mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang kelak Allah tempatkan dalam neraka-Nya yang paling dasar. Na’udzubillahi mi dzaalik.
Semoga Allah senantiasa menjaga mulut kita dari segala perkataan kebohongan. Semoga Allah menjadikan mulut kita dapat berbicara melainkan hanya dipergunakan untuk mengucap kebenaran dan menepis kemungkaran. Semoga Allah menempatkan kita kelak dalam surga-Nya yang kekal. Amiin Allahumma Aamiin.

Segala khilaf dan salah dari saya, mohon dimaafkan. Selamat menempuh hari demi hari dengan keberkahan mulut kita. :’D

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin,

[Ibrahim Al-Buntanj] - [1406]