Mutiara
Laut Indonesia
Oleh:
Revika
Mahasiswa…
Tak kunjung habisnya pembicaraan
mengenainya,
Ibarat kepompong yang sedang
bermetamorfosa,
Pada fase inilah kebanyakan orang
menemukan jati diri serta mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Mulai dari
perubahan menuju arah yang lebih atau bahkan sampai yang kehilangan jati
dirinya sehingga menuju keterpurukan dalam hidupnya. Semua itu bergantung pada
pilihan masing-masingindividu.
Tidak banyak orang yang tahu dan paham
arti penting peran mahasiswa. Sejak pertama kali seseorang menjejakkan kakinya
di dunia perkuliahan, tak ada habisnya mahasiswa menyimak dan mendengarkan
kata:
“Mahasiswa sebagai Agen of Change”
“Mahasiswa sebagai Iron Stock”
“Mahasiswa sebagai Social Control”
Dalam beberapa sisi,
saya lebih menyukai bahwa mahasiswa bukanlah sebagai agent of change, melainkan
sebagai power of change. Hal ini dikarenakan mahasiswa merupakan penggerak dan
penentu keputusan terbesar di dalam sebuah tatanan Negara.
Pergerakan-pergerakan ini lah yang membuat banyak perubahan pada Indonesia.
Jika kita sedikit menoleh ke belakang, maka dapat kita ingat kembali beberapa
momen penting terjadi yang melibatkan peran mahasiswa.diantaranya adalah
peristiwa berdirinya Boedi Utomo, Hari Sumpah Pemuda, Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia, Peristiwa turunnya Soekarno dari jabatannya hingga Peristiwa
Reformasi 1998. Tak ubanhya mengguncang Negara, mahasiswa sebagai pemuda-pemudi
penerus dan pengelola masa depan bangsa bekerja keras mencari penyelesaian
untuk permasalahan bangsa, berjuang untuk memerdekakan bangsa dari tangan
penjajah, berjuang untuk membela rakyat dari ketidakadilan yang ditimbulkan
dari kaum “Kepercayaan Rakyat” yang justru lupa akan tugas dan kewajibannya
sebagai wakil rakyat dan oknum-oknum lain yang terlibat didalamnya.
Pada masa berdirinya
Boedi Utomo mahasiswa menyatakan beberapa hal pada peristiwa Sumpah Pemuda, diantaranya:
1.
Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah
darah yang satu, tanah air Indonesia;
2.
Kami putra putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
3.
Kami putra putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pada
masa ini, Sumpah Pemuda dijadikan sebagai media untuk menyatukan seluruh
pemuda-pemudi Indonesia untuk membebaskan Bangsa Indonesia dari kaum penjajah
hingga pada akhirnya para pemuda-pemudi Indonesia (Mahasiswa) dapat merebut
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Pada masa memperebutkan kemerdekaan
Indonesia ini, muncullah beberapa pemuda yang menjadi pemimpin bagi bangsa Indonesia yang dengan gigihnya
menyuarakan kemerdekaan melalui berbagai macam media, baik surat kabar, televisi
maupun radio. Para pemuda tersebut memproklamirkan kemerdekaan Indonesia ke
berbagai penjuru. Pada masa ini, media memegang peranan penting dalam
pergerakan mahasiswa tersebut. Media sebagai pusat informasi pun menjadi saran
paling penting dalam penyebaran isu, sehingga pembentukan opini maupun
bagaimana penciteraan seseorang ataupun lembaga dipengaruhi oleh media.
Berbicara mengenai pergerakan
mahasiswa dan media, kedua hal tersebut tidak dapat jauh dipisahkan dalam
kehidupan nyata. Hal ini dikarenakan peran media yang berfungsi pembentuk opini
masyarakat, pusat informasi dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam
pemerintahan suatu Negara. Melalui media, pergerakan mahasiswa lebih mudah
untuk diketahui oleh publik, mulai dari
sasaran hingga alasan dilakukannya sebuah “AKSI”. Terkadang banyak orang
menganggap bahwa sebuah “AKSI” merupakan tindakan negatif yang akan menimbulkan
suatu permasalahan ataupun bencana, padahal di dalam kehidupan nyata tidak
selamanya “AKSI” berujung pada sebuah tindakan yang anarkis. Banyak sebuah
keputusan dan perubahan besar terjadi karena adanya “AKSI” dari sebuah pergerakan mahasiswa.
Tak ubahnya bagaikan pasang surut air
laut, pergerakan mahasiswa pun sempat mengalami periode timbul dan
tenggelamnnya eksisitas mahasiswa dalam sebuah tatanan Negara. Puncak pasang
tertinggi terjadi pada mei 1998 atau lebih terkenalnya dengan peristiwa
reformasi 1998. Peristiwa ini terjadi setelah sekian lama mahasiswa Indonesia
terbuai dalam tidur panjang masa orde baru yang membutakan mata mereka terhadap
tindakan-tindakan merugikan yang dilakukan oleh Presiden Soeharto pada masa
tersebut.
Dimulai pada saat mahasiswa UI yang
mendatangi gedung MPR/DPR RI dengan tegas menolak pidato pertanggungjawaban
presiden yang disampaikan melalui siding umum MPR dan menyerahkan agenda
reformasi nasional kepada MPR. Kondisi Indonesia semakin tegangsejak harga BBM
melonjak naik hingga 71% yang ditandai dengan beberapa kerusuhan yang terjadi
di Indonesia. Demonstrasi besar-besaran pun dilakukan oleh mahasiswa hingga
akhirnya semakin merebak dan meluas. Di Jakarta saja ribuan mahasiswa telah
berhasil menduduki gedung MPR/DPR RI pasda tanggal 19 Mei 1998. Atas berbagai
tekanan yang terjadi, akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00, presiden
RI pada saat itu, yaitu Soeharto resmi mengundurkan diri, dan kemudia meyerahkan
jabatannya ke wakil presidennya yaitu Prof. Bj. Habibie. Pada saat itu semua
elemen dari berbagai macam golongan mulai dari organisasi mahasiswa internal
maupun eksternal meneriakkan satu suara untuk menurunkan Soeharto. Antara lain
FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta), FORBES (Forum Bersama), KAMMI
)Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), dan FORKOT (Forum Kota). Akan tetapi,
hal tersebut tidak serta merta menjadikan masyarakat puas, karena masyarakat
menganggap bahwa Bj. Habibie merupakan bagian dari Orde Baru, hingga akhirnya
kepemimpinan Bj. Habibie pun digantikan oleh Gusdur.
Melihat hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa bagaikan mutiara dalam laut yang memiliki potensi besar, hanya saja kilaunya tak semua orang menyadarinya. Sifat-sifat pemimpin merupakan cermin dari jiwa mahasiswa. Oleh karena itu, sifat kegigihan, pantang mundur, maju tak gentar membela yang benar, semangat lautan api, dan sifat-sifat lainnya haruslah dimiliki oleh mahasiswa saat ini untuk membawa perubahan menuju yang lebih baik melaui pergerakan,mahasiswa. Mahasiswa pun dapat menjadi hiu yang paling ditakutkan oleh pemerintah, layaknya pemangsa paling menakutkan karena mahasiswa merupakan elemen yang dapat dengan mudah berinteraksi dengan masyarakat, media, dan pemrintah.
Selihai Ikan, Sekuat
Karang
KAMMI KOMPAK 2013/2014